Sunday, November 26, 2017

Muhajir Sawang "Politik Aceh" Lage Gule Pliek ngoen Engkot Masen

Aceh hari ini bak sebuah harta karun yang selalu diburu oleh si pemain politik apa lagi politik tersebut memasuki bulan maulit/dekat dengan hari pengenalan diri bakal calon yang maju pada pemilu yang akan datang, bisa juga saya umpamakan semakin dekat nya dengan hari ha/hari pemilihan maka bakal calon yang akan maju bisa saja salah seyum atau memberi seyum kepada pepohonan yang disangka rakyat yang nanti akan memilih.
Foto Sumber : Muhajir
Aceh hari ini bak sebuah harta karun yang selalu diburu oleh si pemain politik apa lagi politik tersebut memasuki bulan maulit atau dekat dengan hari pengenalan diri bakal calon yang maju pada pemilu yang akan datang, bisa juga saya umpamakan semakin dekat nya dengan hari ha/hari pemilihan maka bakal calon yang akan maju bisa saja salah seyum atau memberi seyum kepada pepohonan yang disangka rakyat yang nanti akan memilih.

Begitu juga pada bulan-bulan yang semakin mendekati dengan tahun pemilihan para calon atau kandidat yang diusung akan mati-matian mencari cara untuk dikenal oleh masyarakat, bahkan para calon ada yang membuat sensasi-sensasi baru supaya exis bak bintang hollywood, bagi saya hal seperti ini bak menjual sebuah produk yang sudah hampir kadaluarsa kepada publik namun produk tersebut dikemas lagi menjadi menarik supaya banyak diincar oleh konsumen.

Bahkan banyak isu-isu yang telah lama terpendam namun mulai diangkat kembali supaya menarik simpati dari masyarakat bahkan bukan hanya itu saja, tak tanggung-tanggung untuk membuat masyarakat percaya para elit politik membuat isu tersebut seolah olah akan terjadi jika mereka menang kembali, dibalik itu semua saya melihat Aceh hari ini memain kan politik ''Ibarat Gule pliek ngoen engkot masen''/sayur patarana dengan lauk ikan asin itulah politik Aceh.

Saat membuat isu sedemikian mereka tau bahwa kita masyarakat akan tergiur atau kelaparan saat mendengar atau membaca berita-berita politik di Aceh, bahkan tidak tanggung-tanggung saat membaca poltitik kita bak berada ditengah petang hari namun perut dalam kelaparan kemudian disaji lauk sayur patarana dan ikan asin bayangkan siapa yang tidak tergiur saat membaca berita-berita politik Aceh, kita yang sedang kelaparan pasti akan menyantap nya dengan puas dan menelan dengan cepat padahal berita tersebut belum tentu benar nya.

Namun dibalik semua itu para elit politik juga harus berhati-hati karena siperacik atau koki pemasak sayur patarana bukan hanya seorang, bahkan banyak yang telah tau resep untuk meracik sayur patarana, Bagi saya rakyat yang biasa hal seperti ini adalah sebuah kebodohan atau sebuah isu untuk mengelabui rakyat atau mencari simpati rakyat lebih baik dihilangkan di Aceh.

Karena Aceh saat ini membutuhkan sosok pemimpin yang membawa kitab suci di tangannya untuk rujukan rakyat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan sabar,, ia mengajak dan memerintahkan itu, namun, ia tidak membawa pedang di tangannya untuk menebas penentang.

Artikel Terkait