Foto sumber : Muhajir |
Jelas terdengar suara merdu
suara di atas panggung perpolitikan yang tak terusik.
Mungkinkah itu seruan kabar baik !!!
Kupersiapkan amunisi untuk bertahan hidup di Negeri ini, dan akan kulalui waktu itu dengan tekad dan penuh ambisi.
Mungkinkah itu seruan kabar baik !!!
Kupersiapkan amunisi untuk bertahan hidup di Negeri ini, dan akan kulalui waktu itu dengan tekad dan penuh ambisi.
Setapak demi setapak kulewati.
Pintu demi pintu yang tertutup rapi.
Kusam nya wajah mereka yang duduk dikursi.
Ketika ku bertanya adakah lowongan untuk ku disini???
Pintu demi pintu yang tertutup rapi.
Kusam nya wajah mereka yang duduk dikursi.
Ketika ku bertanya adakah lowongan untuk ku disini???
Jawaban nya, Tidak ada lagi
dan sudah terisi.
Itulah jawaban dari mulut mereka yang duduk dikursi.
Hati meronta, Ambisi seakan basi.
Saat kualitas tidak diperhatikan lagi.
Saat usaha tidak dipertimbangkan di Negeri ini.
Itulah jawaban dari mulut mereka yang duduk dikursi.
Hati meronta, Ambisi seakan basi.
Saat kualitas tidak diperhatikan lagi.
Saat usaha tidak dipertimbangkan di Negeri ini.
Peluang punah terkalahkan
oleh kejamnya sistem kekeluargaan politik di negeri ini.
Dan belum pun sempat menghilang suara teriakan dipanggung politik.
Bahwa keadilan dan lowongan kerja akan terbagi adil.
Dan belum pun sempat menghilang suara teriakan dipanggung politik.
Bahwa keadilan dan lowongan kerja akan terbagi adil.
Dan kini bagiku... bagi
kita... itu hanyalah flm seperti ekting cinta fitri.
Pemeran utama nya selalu pandai menangis.
Untuk mendapatkan suara dari kita yang lugu ini.
Pemeran utama nya selalu pandai menangis.
Untuk mendapatkan suara dari kita yang lugu ini.