Foto sumber : Muhajir |
Ada sebuah kisah
semasa sultan Iskandar Muda masih di Pasee, semasa itu datanglah utusan dari
Turky 2 orang tujuan nya ingin menyampaikan perihal kerja sama kerajaan, waktu
hendak mencari sultan iskandar utusan dari turky tersebut bertemu dengan dua
orang masyarakat yang baru menyelesaikan solat, dengan sepontan utusan dari
turky tersebut bertanya?
Assalamualaikum..
Waalaikumsalam, wahai saudara kami, kami utusan dari turky hendak ingin
menjumpai sultan Iskandar muda, sudah lama kami mengelilingi Samudra pasai,
tapi tidak ada kerajaan disini, maka masyarakat Aceh menjawab jika saudara
ingin bertemu sultan lekas solat asar hendak ketepi pantai dibawah pohon kelapa
biasa nya sultan duduk disana untuk beristirahat.
Waktu solat asar
pun selesai utusan dari turky pun bergegas menuju pesisir pantai yang
ditanyakan tadi, waktu sampai disana mereka lansung melihat Sang keadilan ada
dibawah pohon kelapa, dengan cepat utusan dari turky menjumpai sang Sultan dan
memberi salam sembari bertanya, wahai sultan kami dari turky kami mendengar
kerajaan Samudra Pasai melesat nama nya hingga ke Turky tapi dimanakah kerajaan
tersebut.
Sang sultan pun
dengan seyuman menjawab kerajaan sesungguh nya bukan terletak dengan bentuk
harta benda kerajaan sesunggunya terletak, sambil menunjuk hati nya sang sultan
menjawab, disini.
Maka dari kisah
diatas kita dapat melihat seorang sultan Iskandar muda memang bukan Ulama
karismatik tapi beliau memiliki hati yang khalis atau tulus, jika kita
bandingkan di era zaman bar-bar ini apakah masih ada manusia berhati khalis
mungkin saja masih ada, beliau dengan seyuman dan dengan hati yang rendah
menjawab’ karena yang beliau pikirkan adalah kemakmuran masyarakat bukan
kemakmuran diri beliau sendiri.
Semoga saja
diera zaman ini kita menemukan sosok sultan iskandar muda yang mampu membawa
nama Aceh dikenali dari sisi baik dan hebat di dunia dan akhirat, karena barang
unik dan antik akan sangat sulit kita temui dan disimpan secara baik, dan
semoga saja akan lahir sikap watak sultan sultan iskandar muda di dalam jiwa
pemuda Aceh di era zaman bar-bar ini.
Ini hanya
sepenggal kisah yang dapat saya ceritakan apabila ada yang salah mohon kritikan
dan saran karena tulisan ini masih jauh dari kata kesempurnaan.