Wednesday, December 20, 2017

Aceh Berbagi" Muhajir Sawang' Sosok Hati yang khalis ada di Pasee

Ada sebuah kisah semasa sultan Iskandar Muda masih di Pasee, semasa itu datanglah utusan dari Turky 2 orang tujuan nya ingin menyampaikan perihal kerja sama kerajaan, waktu hendak mencari sultan iskandar utusan dari turky tersebut bertemu dengan dua orang masyarakat yang baru menyelesaikan solat, dengan sepontan utusan dari turky tersebut bertanya?
Foto sumber : Muhajir
Ada sebuah kisah semasa sultan Iskandar Muda masih di Pasee, semasa itu datanglah utusan dari Turky 2 orang tujuan nya ingin menyampaikan perihal kerja sama kerajaan, waktu hendak mencari sultan iskandar utusan dari turky tersebut bertemu dengan dua orang masyarakat yang baru menyelesaikan solat, dengan sepontan utusan dari turky tersebut bertanya?

Assalamualaikum.. Waalaikumsalam, wahai saudara kami, kami utusan dari turky hendak ingin menjumpai sultan Iskandar muda, sudah lama kami mengelilingi Samudra pasai, tapi tidak ada kerajaan disini, maka masyarakat Aceh menjawab jika saudara ingin bertemu sultan lekas solat asar hendak ketepi pantai dibawah pohon kelapa biasa nya sultan duduk disana untuk beristirahat.

Waktu solat asar pun selesai utusan dari turky pun bergegas menuju pesisir pantai yang ditanyakan tadi, waktu sampai disana mereka lansung melihat Sang keadilan ada dibawah pohon kelapa, dengan cepat utusan dari turky menjumpai sang Sultan dan memberi salam sembari bertanya, wahai sultan kami dari turky kami mendengar kerajaan Samudra Pasai melesat nama nya hingga ke Turky tapi dimanakah kerajaan tersebut.

Sang sultan pun dengan seyuman menjawab kerajaan sesungguh nya bukan terletak dengan bentuk harta benda kerajaan sesunggunya terletak, sambil menunjuk hati nya sang sultan menjawab, disini.

Maka dari kisah diatas kita dapat melihat seorang sultan Iskandar muda memang bukan Ulama karismatik tapi beliau memiliki hati yang khalis atau tulus, jika kita bandingkan di era zaman bar-bar ini apakah masih ada manusia berhati khalis mungkin saja masih ada, beliau dengan seyuman dan dengan hati yang rendah menjawab’ karena yang beliau pikirkan adalah kemakmuran masyarakat bukan kemakmuran diri beliau sendiri.

Semoga saja diera zaman ini kita menemukan sosok sultan iskandar muda yang mampu membawa nama Aceh dikenali dari sisi baik dan hebat di dunia dan akhirat, karena barang unik dan antik akan sangat sulit kita temui dan disimpan secara baik, dan semoga saja akan lahir sikap watak sultan sultan iskandar muda di dalam jiwa pemuda Aceh di era zaman bar-bar ini.

Ini hanya sepenggal kisah yang dapat saya ceritakan apabila ada yang salah mohon kritikan dan saran karena tulisan ini masih jauh dari kata kesempurnaan.

Artikel Terkait